GUA DAN PENGHUNINYA
Take
nothing but picture, Kill nothing but the time, Leave nothing but
footprint , (Mengambil tak lain hanya foto, membunuh tak lain hanya
waktu, meninggalkan tak lain hanya jejak kaki), motto tersebut merupakan
pegangan para penelusur gua yang pada intinya bagaimana menelusuri
keindahan gua tanpa perlu merusak dan mengganggunya. Gua merupakan salah
satu ciri khas kawasan karst. Kawasan karst atau gunung gamping
merupakan kawasan yang unik serta kaya akan sumber daya hayati dan non
hayati.
Indonesia mempunyai
kawasan karst seluas 20% dari total wilayahnya. Salah satu kawasan
karst di Indonesia yang dikenal sebagai Gunung Sewu pernah didengungkan
akan dicalonkan sebagai salah satu Warisan Dunia (World Heritage) karena
keunikannya.
Batu
gamping sebagai salah satu bahan baku pembuatan semen, dengan eksplorasi
yang tidak bijaksana, lambat laun warisan dunia yang unik dan terbentuk
ribuan tahun ini akan hilang dan hanya menjadi cerita anak cucu kita
kelak, jika kita tidak ikut membantu melestarikannya.
Definisi Karst
Karst dan Karakteristiknya
Istilah karst yang
dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa
Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah krst / krast’ yang merupakan
nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara,
dekat kota Trieste .
Ciri-ciri daerah karst antara lain :
* Daerahnya berupa cekungan-cekungan * Terdapat bukit-bukit kecil * Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke dalam tanah. * Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah * Adanya endapan sedimen lempung berwama merah hasil dari pelapukan batu gamping. * Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing. Bentang alam seperti ini dapat Anda jumpai pada daerah di sekitar daerah Gombong, Jawa Tengah atau daerah Pegunungan Sewu di Gunung Kidul, DIY. Proses Terbentuknya Gua Gua terbentuk pada dasarnya karena masuknya air ke dalam tanah. Berikut ini tahapan proses terbentuknya gua : a. Tahap awal, air tanah mengalir melalui bidang rekahan pada lapisan batu gamping menuju ke sungai permukaan. Mineral-mineral yang mudah larut dierosi dan lubang aliran air tanah tersebut semakin membesar. b. Sungai permukaan lama-lama menggerus dasar sungai dan mulai membentuk jalur gua horisontal. c. Setelah semakin dalam tergerus, aliran air tanah akan mencari jalur gua horisontal yang baru dan langit-langit atas gua tersebut akan runtuh dan bertemu sistem gua horisontal yang lama dan membentuk surupan (sumuran gua).
Ornamen dan Keindahan Gua
Bentuk
ornamen-ornamen gua merupakan keindahan alam yang jarang kita jumpai di
alam terbuka. Di tengah kegelapan abadi proses pengendapan berlangsung
hingga membentuk ornamen-ornamen gua ( speleothem ). Proses ini
disebabkan karena a ir tanah yang menetes dari atap gua mengandung lebih
banyak CO2 daripada udara sekitarnya. Dalam rangka mencapai
keseimbangan, CO2 menguap dari tetesan air tersebut. Hal ini menyebabkan
berkurangnya jumlah asam karbonat, yang artinya kemampuan melarutkan
kalsit menjadi berkurang. Akibatnya air tersebut menjadi jenuh kalsit
(CaCO3) dan kemudian mengendap.
Berbagai ornamen gua yang sering di jumpai :
* Stalaktit ( stalactite ) * Stalagmit ( stalagmite ) * Tiang ( column ) * Tirai ( drapery ) * Teras-teras travertin * Geode (batu permata) * Stalaktit ( stalactite ) Terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3 ) yang mengkristal Berikut ini adalah reaksi kimia pada proses pelarutan batu gamping : CaCO3 + CO2 + H2O à Ca2 + 2HCO3 Stalakmit ( stalacmite ) Merupakan pasangan dari stalaktit, yang tumbuh di lantai gua karena hasil tetesan air dari atas Tiang ( Column ) Merupakan hasil pertemuan endapan antara stalaktit dan stalakmit yang akhirnya membentuk tiang Irisan geoode memperlihatkan lingkaran-lingkaran pertumbuhan mineral kuarsa hasil pengendapan air tanah dalam sebuah rongga batuan : * Tirai (drapery) Tirai (drapery) terbentuk dari air yang menetes melalui bidang rekahan yang memanjang pada langit-langit yang miring hingga membentukendapan cantik yang berbentuk lembaran tipis vertikal. * Teras Travertin Teras Travertin merupakan kolam air di dasar gua yang mengalir dari satu lantai tinggi ke lantai yang lebih rendah, dan ketika mereka menguap, kalsium karbonat diendapkan di lantai gua * Geode Batu permata yang terbentuk dari pembentukan rongga oleh aktifitas pelarutan air`tanah. Kemudian dalam kondisi yang berbeda terjadi pengendapan material mineral (kuarsa, kalsit dan fluorit) yang dibawa oleh air`tanah pada bagian dinding rongga.
Kehidupan Gua
Ciri-ciri Organisme Gua
Kondisi lingkungan gua yang telah kehilangan cahaya dan relatif stabil dengan suhu rendah dan kelembaban yang tinggi, berbeda dengan kondisi lingkungan di luar gua dimana semua kehidupan didapatkan dari sinar matahari, sehingga dianggap sebagai ekosistem tersendiri walaupun hanya seluas sistem perguaan tersebut. Kondisi lingkungan gua yang telah kehilangan cahaya dan relatif stabil dengan suhu rendah dan kelembaban yang tinggi, berbeda dengan kondisi lingkungan di luar gua dimana semua kehidupan didapatkan dari sinar matahari, sehingga dianggap sebagai ekosistem tersendiri walaupun hanya seluas sistem perguaan tersebut.
Kondisi lingkungan gua yang telah kehilangan cahaya dan relatif stabil dengan suhu rendah dan kelembaban yang tinggi, berbeda dengan kondisi lingkungan di luar gua dimana semua kehidupan didapatkan dari sinar matahari, sehingga dianggap sebagai ekosistem tersendiri walaupun hanya seluas sistem perguaan tersebut. Kondisi lingkungan gua yang telah kehilangan cahaya dan relatif stabil dengan suhu rendah dan kelembaban yang tinggi, berbeda dengan kondisi lingkungan di luar gua dimana semua kehidupan didapatkan dari sinar matahari, sehingga dianggap sebagai ekosistem tersendiri walaupun hanya seluas sistem perguaan tersebut.
Berikut ini ciri-ciri organisme gua :
1. Tubuh tidak berpigmen. 2. Waktu reproduksinya tertentu. 3. Mempunyai alat gerak yang ramping dan panjang (Jangkrik gua mempunyai antena 20-21 mm). 4. Mempunyai alat indera (alat penggetar) yang sudah berkembang. 5. Mata tereduksi atau hilang sama sekali. 6. Metabolismenya lamabat karena kurangnya suplai makanan. 7. Dapat beradaptasi dengan lingkungan kelembaban yang tinggi. Zonasi Kehidupan Gua berdasar Adaptasi Gua digambarkan sebagai pulau dengan kumpulan organismenya masing-masing. Dalam klasifikasi klasik, organisme gua dibedakan berdasarkan tingkat adaptasinya terhadap lingkungan gua yaitu: 1. Trogloxene adalah organisme yang hidup di dalam gua namun tidak pernah menyelesaikan seluruh siklus hidupnya di dalam gua. Kelelawar salah satu contoh hewan trogloxene. 2. Troglophile adalah organisme yang menyelesaikan seluruh siklus hidupnya di dalam gua, namun individu yang lain dari jenis yang sama juga hidup di luar gua, seperti: salamander, cacing tanah, kumbang dan crustacea . 3. Troglobite adalah organisme gua sejati dan hidup secara permanen di zona gelap total dan hanya ditemukan di dalam gua. Contoh : ikan Amblyopsis spelaeus, Puntius sp, Bostrychus sp.Zonasi Kehidupan Gua berdasar Cahaya Ekosistem gua
memiliki ciri khas terbatas dengan absennya cahaya matahari, iklim yang hampir seragam, temperatur yang konstan sepanjang tahun dan kelembaban relatif yang tinggi dan konstan. Berdasarkan ketersediaan cahaya matahari, gua memiliki tiga zonasi :
1. Zona mulut atau zona terang ( entrance zone ). Pada zona ini terdapat cahaya matahari langsung dan iklim gua sangat terpengaruh oleh faktor luar gua. 2. Zona senja atau zona remang-remang ( twilight zone ) adalah zona dengan cahaya matahari tidak langsung, berupa pantulan cahaya dari zona mulut. Iklim sedikit terpengaruh oleh kondisi luar gua. 3. Zona gelap total ( dark zone ) adalah zona dimana tidak ada cahaya sama sekali. Organisme gua sejati hidup di zona ini.Potensi Kawasan Karst
Penambangan Batu Gamping di Kawasan Karst
Kawasan karst merupakan
bentang alam yang unik dan langka. Karena terbentuk dengan proses yang
berlangsung lama dan hanya di jumpai pada daerah-daerah tertentu, sudah
barang tentu kawasan karst menjadi obyek eksplorasi dan eksploitasi
manusia yang tidak pernah merasa puas. Secara umum kawasan karst
mempunyai berbagai potensi yang bermanfaat antara lain :
* Potensi Ekonomi * Potensi Sosial * Potensi Ilmu Pengetahuan
Air liur dari burung walet yang bernilai tinggi
Gua dengan segala keindahannya merupakan
ciptaan Tuhan yang tiada taranya. Setiap inci dari ornamen gua terbentuk
dari proses yang berlangsung puluhan hingga ratusan tahun. Selain itu
penghuni gua yang khas mengandung potensi yang sangat tinggi jika
dimanfaatkan secara benar dan bijak. Maukah kita melihat warisan dunia
yang indah ini rusak karena tergusur industri semen atau rusak oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Untuk lebih jauh dan lebih dalam mengenal
gua dan penghuninya, cobalah Anda sesekali mengunjungi wisata-wisata
gua yang ada di Indonesia atau Anda dapat menemukan berbagai informasi
perkembangan karst Indonesia di www.indocaver.org , www.subterra.or.id
atau www.karst.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar